Friday, March 1, 2013

Teknik-Teknik Evaluasi Pembelajaran

Posted by evaluasi belajar On 12:32 AM | 1 comment

oleh : Fitrial Izhaman
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam mengevaluasi pengajaran seorang guru harus mengetahui cara, teknik atau metode-metode dalam mengevaluasi pengajaran agar evaluasi yang kita lakukan bisa mencapai segala aspek pengajaran. Dalam pendidikan di Indonesia sekarang ini masih banyak kekurangan yang kita temui, kadang kekurang itu bukan hadir dari keputusan awal semata. Akan tetapi juga muncul di sebabkan salahnya kita dalam mengevaluasi suatu pengajaran di indonesisa, jikalau semua guru mengetahui cara atau teknik mengevaluasi suatu hasil pembelajaran maka dengan sedianya keputusanpun dengan mudah kita ambil dan sesuai dengan apa yang kita harapkan nantinya.

Dalam dunia pendidikan manapun dan tingkat apapun, evaluasi adalah salah satu komponen paling penting, karena dengan adanya evaluasi kita bisa mengetahui kelebihan dan kekurangan pengajaran suatu lembaga, sehingga lembaga tersebut akan memperbaiki semua kekurangan yang telah dilakukan dalam pembelajaran sebelumnya, dan nantinya pembelajaran akan lebih baik.

Sebelum kita melanjutkan lebih jauh, kita terlebih dahulu memahami dan mengetahui definisi dari evaluasi, ada beberapa pengertian dari evaluasi, salah satunya adalah proses pengumpulan data untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran dan aspek-aspeknya sudah tercapai atau belum, sehingga keputusan relevan dapat di ambil.

Alat-alat evaluasi hanya tersedia dua porsi yaitu, teknik tes dan non-tes. Untuk mengetahui lebih lanjut maka saya akan melampirkan atau akan membahasnya pada bab selanjutnya, sehingga kita dapat memahami pokok pembahasanya dengan lebih terperinci.


BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Istilah teknik sering kita dengar dalam kehidupan kita sehari-hari, “teknik-teknik” dapat kita artikan dengan “alat-alat” jika kita kaji lebih dalam, maka arti dari istilah teknik disini adalah cara-cara atau metode-metode. Jadi dalam hal ini kita dapat menyimpulkan bahwasanya “teknik evalusi pengajaran” adalah alat-alat dan cara-cara yang digunakan dalam proses pengumpulan data tentang hasil pembelajaran.

Dalam evaluasi terdapat dua teknik, teknik tes dan teknik non-tes. Istilah tes di ambil dari kata testum dalam bahasa prancis kuno yang mengandung arti piring untuk penyulingan logam-logam mulia seperti emas, perak, perunggu. Akan tetapi ada juga yang mengartikan bahwa testum adalah sebuah piring yang terbuat dari tanah.

tes memiliki banyak istilah yang memerlukan penjelasannya, yaitu istilah test, testing, tester dan testee, yang mana setiap istilah mempunyai pengertian yang berbeda. Test adalah alat untuk mengukur dan menilai suatu objek. Testing adalah waktu berlangsungnya pengukuran dan penilaian. Tester adalah orang yang melakukan pengukuran dan penilaian, dan testee adalang objek pengukuran dan penilaian atau orang yang diukur dan dinilai.

Dari pengertian dan penjelasan tes di atas maka kita dapat pahami bahwa tes adalah alat yang digunakan dalam penilaian dan penseleksian serta pengukuran terhadap objek yang telah ditentukan. Jika kita mengkaji dalam segi pendidikan maka tes merupakan alat yang digunakan dalam rangka menilai dan mengukur sejauh mana pendidikan dan seberapa besar kesuksesan yang telah dicapai selama proses pembelajaran berlangsung, sehingga dengan demikian kita dapat menentukan kebijakan yang harus dilakukan kedepannya.

B. Fungsi Tes
Dalam garis besar, ada dua macam fungsi yand dimiliki oleh tes, yaitu:
1. Tes sebagai alat pengukur atau penilai terhadap peserta didik. Dalam hal ini tes berfungsi mengukur dan menilai besarnya perkembangan yang terjadi pada siswa didik setelah berlangsungnya proses pembelajaran.
2. Tes sebagai alat mengukur dan menilai keberhasilan program pembelajaran atau kurikulum, oleh karana adanya tes, maka kita dapat mengetahui seberapa jauh ketercapaian program pembelajaran yang telah ditentukan.
3. Tes sebagai umpan balik untuk memperbaiki proses pembelajaran, sehingga dengan mudah kita mengetahui pencapaian kompetensi.

C. Prosedur Melaksanakan Evaluasi
Dalam melaksanakan evaluasi pendidikan hendaknya dilakukan secara sistematis dan terstruktur. Dalam evaluasi pendidikan secara garis besar melibatkan 3 unsur yaitu input, proses dan out put. Apabila prosesdur yang dilakukan tidak bercermin pada 3 unsur tersebut maka dikhawatirkan hasil yang digambarkan oleh hasil evaluasi tidak mampu menggambarkan gambaran yang sesungguhnya terjadi dalam proses pembelajaran. Langkah-langkah dalam melaksanakan kegiatan evaluasi pendidikan secara umum adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan (mengapa perlu evaluasi, apa saja yang hendak dievaluasi, tujuan evaluasi, teknikapa yang hendak dipakai, siapa yang hendak dievaluasi, kapan, dimana, penyusunan instrument, indikator, data apa saja yang hendak digali, dsb).
2. Pengumpulan data ( tes, observasi, kuesioner, dan sebagainya sesuai dengan tujuan).
3. Verifiksi data (uji instrument, uji validitas, uji reliabilitas, dsb).
4. Pengolahan data ( memaknai data yang terkumpul, kualitatif atau kuantitatif, apakah hendak di olah dengan statistikatau non statistik, apakah dengan parametrik atau non parametrik, apakah dengan manual atau dengan software (misal : SAS, SPSS ).
5. penafsiran data, ( ditafsirkan melalui berbagai teknik uji, diakhiri dengan uji hipotesis ditolak atau diterima, jika ditolak mengapa? Jika diterima mengapa? Berapa taraf signifikannya?) interpretasikan data tersebut secara berkesinambungan dengan tujuan evaluasi sehingga akan tampak hubungan sebab akibat. Apabila hubungan sebab akibat tersebut muncul maka akan lahir alternatif yang ditimbulkan oleh evaluasi itu.

D. Teknik-Teknik Evaluasi Pengajaran
Dalam evaluasi secara garis besar, mempunyai dua macam teknik evaluasi, yaitu: teknik tes dan teknik non tes.

1. Teknik Tes
Sebagai alat pengukur dan penilai, tes ada beberapa macam model menurut pemakain dan waktu atau kapan digunakannya tes tersebut Model-model tes tersebut, yaitu: a. Tes Seleksi, b. Tes Awal, c. Tes Akhir, d. Tes Diagnostik, e. Tes Formatif, f. Tes Sumatif.
a. Tes Seleksi
Tes seleksi ini tak jarang lagi kita dengar dalam kehidupan kita sehari-hari. Tes ini juga bisa kita sebut, tes penyaringan bagi calon siswa tahun ajaran baru yang ingin memasuki suatu lembaga sekolah. Materi tes yang digunakan dalam tes ini hanyalah materi prasyarat untuk mengikuti atau melanjutkan ke pendidikan selanjutnya. Misalnya seorang siswa akan melanjutkan studinya di perguruan tinggi IAIN di prodi bahasa arab, maka siswa tersebut akan di beri ujian atau tes seleksi yang soalnya mengenai bahasa arab. Apabila nilai yang didapatkannya memenuhi syarat dan nilainya tinggi maka siswa tersebut dapat melanjutkan studinya di IAIN. Tes ini bisa juga kita laksanakan secara lisan, secara tulis dan secara perbuatan.

b. Tes Awal
Tes ini juga sering kita dengar dengan istilah pre-test. Tes ini digunakan pada saat akan berlangsungnya penyempaian materi yang akan di ajarkan oleh guru kepada siswa dengan tujuan untuk mengetahui sejauh manakah materi atau bahan yang akan di ajarkan telah dapat di kuasai oleh siswa didik. Tes ini mengandung makna, yaitu: tes yang dilaksankan sebelum berlangsungnya proses pembelajaran terjadi. Materi tes yang di berikan harus berkenaan dengan materi yang akan diajarkan dan soalnya mudah-mudah akan tetapi memenuhi pokok pembahasan yang seharusnya materi tersebut telah dikuasai oleh siswa. Contoh soal tentang huruf jarr yang di tanyakan pada mahasiswa bahasa arab semester lima. Dengan catatan apa bila semua soal tes awal dapat dijawab atau dikuasai dengan baik dan benar, maka materi tes yang ditanyakan tidak akan diajarkan lagi, dan apabila materi tes yang ditanya belum cukup dipahami siswa, maka guru hanya mengajarkan materi yang belum dipahami. Tes ini dapat dilaksanakan dan dilakukan dengan tes lisan dan tulisan.

c. Tes Akhir
Tes ini lebih banyak diketahui dengan post-test. tes ini dilaksanakan pada akhir proses pembelajaran suatu materi dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa tentang materi dan pokok penting materi yang dipelajari. Materi tes ini barkaitan dengan materi yang telah diajarkan kepada siswa sebelumnya, terutama materi tentang sub-sub penting pelajaran. Naskah tes akhir sama dengan tes awal supaya guru kita dapat mengetahui mana lebih baik hasil kedua tes tentang pemahaman siswa. Apabila siswa lebih memahami suatu materi setelah proses pembelajaran maka, program pengajaran dinilai berhasil.

d. Tes Diagnostik
Tes ini adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga dengan mengetahui kelemahan siswa tersebut, maka kita bisa memperlakukan siswa tersebut dengan tepat. Materi tes yang ditanya dalam tes diagnostik biasanya mengenai hal-hal tertentu yang juga merupakan pengalaman sulit bagi siswa. Tes ini dapat dilaksanakan dengan cara lisan, tulisan, atau dengan mengkaloborasi kedua cara tes. dalam catatan, tes ini hanya untuk memeriksa, jika hasil pemeriksaan tersebut membuktikan kelemahan daya serap siswa maka terhadap suatu pembelajaran. Maka siswa tersebut akan dilakukan pembimbingan secara khusus kepadanya.

e. Tes Formatif
Tes ini merupakan tes hasil belajar yang tujuannya untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai pelajaran setelah mengikuti proses pembelajaran dlam jangka wakt yang telah ditentukan, tes ini dilaksanakan biasanya di tengah-tengah perjalanan program pembelajaran. Tes ini juga disebut dengan “ujian harian”. Materi tes ini adalah materi yang telah di sampaikan kepada siswa sebelumnya. Soalnya bisa dalam tingkat mudah maupun sulit. Dalam tes ini, jika siswa telah menguasai materi yang telah diajarkan dengan baik, maka guru akan menyampaikan materi selanjutnya. Dan apabila materi belum dapat dikuasai secara menyeluruh, maka guru harus mengajarkan bagian materi yang belum dipahami.

f. Tes Sumatif
Tes ini tidak asing bagi siswa, karena tes ini adalah tes akhir dari program pembelajaran. Tes ini juga bisa disebut EBTA, tes akhir semestes, UAN. Tes ini dilaksanaka pada akhir program pembelajaran. Seperti setiap akhir semester, akhir tahun. Materinya yang di tes adalah materi yang telah diajar kan selama satu semester. Dengan demikian materi ini lebih banyak dari materi te yang ada pada tes formatif. Tes ini biasanya dilakukan dengan cara tulisan, dan biasanya siswa memperoleh soal yang sama satu sama lain. Tes ini memiliki tingkat tes yang sukar atau lebih berat dari tes formatif. Dengan ada tes ini maka kita bisa menentukan peringkat atau rangking siswa selama program pembelajaran, dan juga tes ini menentukan kelayakan seorang siswa untuk mengikuti program pembelajaran selanjutnya.

2. Teknik Non-Tes
Non tes adalah alat mengevaluasi yang biasanya di gunakan untuk menilai aspek tingkah laku termasuk sikap, minat, dan motivasi. Ada beberapa non-tes sebagai alat evaluasi, diantaranya: a. skala bertingkat, b. kuesioner, c. daftar cocok, d. wawancara, e. pengamatan, f. riwayat hidup.

a. Skala Bertingkat
Skala bertingkat menggambarkan suatu nilai yang berwujud angka terhadap suatu hasil penentuan. Kita dapat menilai hampir segala aspek dengan skala. Dengan maksud agar pencatatannya objektif, maka penilaian terhadap penampilan atau pengambaran kepribadian seseorang disiapkan dalam bentuk skala.

b. Kuesioner
Kuesioner juga dapat di artikan angket yang digunakan sebagai alat bantu dalam rangka pengukuran dan penilaian hasil belajar. Dengan adanya angket yang harus diisi oleh siswa maka guru akan mengetahui keadaan, pengalaman, pengetahuan dan tingkah. Angket atau soal kuesioner dapat di berikan secara langsung dan dijawab atau diisi langsung oleh objeknya, ini dikatakan kuesioner langsung. Dan jika angket atau soal kuesioner dikirim dan diisi oleh orang lain ( sanak saudaranya), namun soalnya dituju untuk objek, ini disebut kuesioner tidak langsung. Dengan cara tes ini lebih menghemat waktu dan tenaga.

c. Daftar Cocok
Daftar cocok adalah deretan pertanyaan yang singkat serta mudah dipahami oleh penjawabnya dengan cara menconteng saja,Contoh:
Berikanlah tanda conteng pada kolom yang sesui dengan pendapatnya.
Pendapat
pernyataan penting biasa Tidak penting
1. Rajin belajar
2. Suka membaca
3. Sering bolos
4. Cepat memahami

d. Wawancara
Wawancara juga disebut dengan interview, secara umum adalah proses pengumpulan keterangan yang dilakukang dengan tanya jawab lisan sepihak, bertatap muka langsung, dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan. Wawancara dapat dibedakan dengan dua jenis: 1. wawancara terpimpin,yang materi pertanyaannya telah terstruktur dengan tujuannya 2. wawacara bebas, yang materi yang ditanyakan bebas tidak terstruktur akan tetapi mempunyai tujuan. Objeknya bisa pada siswa langsung atau orang tuanya.

e. Pengamatan
Pengamatan atau observasi adalah sebuah cara menghimpun data yang dilakukan oleh guru kepada peserta didiknya dengan cara pengamatan yang teliti dan mencatat hasil pengamatan secara sistematis. Observasi atau pengamatan dapat dibedakan menjadi 3 bentuk: 1. Pengamatan partisipan adalah pengamatan yang pengamatnya langsung memasuki dan mengikuti kegiatan yang sedang diamati. Seperti pengamatan tentang pertanian, maka pengamat harus bergabung menjadi petani. 2. Pengamatan sistematik adalah observasi dimana faktor yang diamati sudah didaftar secara sistematis, dan sudah diatur menurut kata gorinya. Pengamatan ini dilakukan di luar dari kelompok yang ingin diamati. 3. Pengamatan eksperimental akan terjadi jika pengamat tidak berpartisipasi dalam kelompok. Dalam hal ini ia dapat mengendalikan unsure-unsur penting dalam situasi sedemikian rupa sehingga situasi dapat diatur sesuai dengan tujuan evaluasi.

f. Riwayat hidup
Riwayat hidup juga bisa kita katakan curiculum vite (CV). Atau gambaran hidup peserta didik, dalam segala aspek. Dengan mengkaji atau menganalisis dukumen atau riwayat hidupnya maka seorang guru akan dapat menarik kesimpulan tentang tingkah laku atau kepribadian dan sikap dari peserta didik. Soal-soal yang biasa digunakan seperti. Nama siswa, status dalam keluarga, agama yang dianut, prestasinya dll.

E. Ciri-Ciri Tes yang Baik
Tes akan dikatakan baik sebagai alat pengukur apabila memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Validitas
Maksud dari validitas adalah apa bila tes tersebut sesuai dengan materi pembelajaran. Kata lainnya adalah nilai tes tersebut tepat atau mempunyai nilai ketepatan jawabanya. Contoh: untuk mengukur pertisipasi siswa terhadap proses pembelajaran dapat dilahat melaluai kehadiran, terpusatnya perhatian siswa pada pelajaran, ketepatan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru dalam arti yang relevan pada permasalahan.

2. Realibilitas
Maksud dari reabilitas tes adalah apa bila tes tersebut dapat dipercaya jika memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berkali-kali. Dengan kata lain, jika diberikan kepada siswa tes yang sama pada waktu yang berlainan, maka siswa akan tetap berada dalam urutan atau tingkatan yang sama dalam kelompoknya.

3. Objektivitas
Maksud dari objektivitas tes adalah tidak adanya unsur pribadi antara guru dengan peserta didik baik dalam aspek membuat soal maupun dalam skoringnya.

4. Praktis dan Ekonomis
Istilah ini telah sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Dalam tes yang dimaksud dengan praktis dan ekonomis adalah sebuah tes tidak boros waktu ataupun biaya, sehingga mudah diikuti oleh semua murid.


BAB III
KESIMPULAN

A. Pengertian
Istilah teknik sering kita dengar dalam kehidupan kita sehari-hari, “teknik-teknik” dapat kita artikan dengan “alat-alat” jika kita kaji lebih dalam, maka arti dari istilah teknik disini adalah cara-cara atau metode-metode. Jadi dalam hal ini kita dapat menyimpulkan bahwasanya “teknik evalusi pengajaran” adalah alat-alat dan cara-cara yang digunakan dalam proses pengumpulan data tentang hasil pembelajaran

B. Tenik-Teknik Evaluasi Pengajaran
Dalam evaluasi secara garis besar, mempunyai dua macam teknik evaluasi, yaitu: teknik tes dan teknik non tes.
1. Teknik Tes
Sebagai alat pengukur dan penilai, tes ada beberapa macam model menurut pemakain dan waktu atau kapan digunakannya tes tersebu. Model-model tes tersebut, yaitu: a. Tes Seleksi, b. Tes Awal, c. Tes Akhir, d. Tes Diagnostik, e. Tes Formatif, f. Tes Sumatif.
2. Teknik Non-Tes
Non tes adalah alat mengevaluasi yang biasanya di gunakan untuk menilai aspek tingkah laku termasuk sikap, minat, dan motivasi. Ada beberapa non-tes sebagai alat evaluasi, diantaranya: a. skala bertingkat, b. kuesioner, c. daftar cocok, d. wawancara, e. pengamatan, f. riwayat hidup.

C. Ciri-Ciri Tes yang Baik
Tes yang baeik apabila mengandung 4 aspek, yaitu: veliditas, realibilitas, objektivitas, praktis dan ekonomis.


DAFTAR PUSTAKA


Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008.

Daryanto, Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2007.

Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007.

Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT bumi Aksara, 2009.

Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi KBK, Jakarta: PT kencana Prenada Media Group, 2008.
http://www.ikatanserjanateknologipendidikan.com, diakses 15 januari 2011.

semoga bermanfaat

1 comment:

Follow Meyzza Blog

Iklan

PPC Iklan Blogger Indonesia

Statistik